Selasa, 19 Mei 2009

Bangkitlah!

Hai ! manusia kau bukan tergolong yang memamah biak
Kerjamu jangan tidur dan makan melulu
Tugasmu jangan diplototin saja
pasti sampai kapanpun tak akan selesai

sampai kapanpun tak akan selesai
dan itu pasti apa...apa...

Jangan kau sayangi diri sehingga
terbuaaaaaaaaiiiiii dan lelaaaaaap

Bangkitlah !!!!!Bangkitlah !!!!!!
Atau kau akan terpejam karena
kelemahan dan kemalasanmu.......

Perjalanan

Senin, 18 Mei 2009

Plooooooong

Terasa mentari menyinari malam
waktu siangku terasa sangat panjaaaaaaaaaaaang
bulanpun terasa sangat kotak
sementara baskomnya tetap bundar
Ah, langkah kaki dituntun oleh bulan dibalik atap yang bocor
Setelah kuhadirkan isi kepalaku
Tumpahlah..................................................................
Akhirnya bisa pejam mataku dan Plooooooooooooong
Meski esok alam nyata menantiku

Kematian Paman Gober

“KEMATIAN PAMAN GOBER”
Sebuah Refleksi oleh Seno Gumira Ajidarma
MARGIATI


Sebuah metafora yang sangat tepat dan akurat itulah komentar yang tepat untuk cerpen karya Seno Gumira Ajidarma. Betapa tidak, cerpen itu telah dibuat tahun 1994 namun serasa baru kemarin dibuat. Kematian Paman Gober yang waktu itu ditunggu-tunggu oleh semuah bebek, saat ini telah lewat bahkan menjadi inspirasi untuk cerita baru yang dapat dibuat oleh siapa pun juga.
Tahun 1994 konidisi Negara kita sedang memanas, berbagai kritikan akan menjadi boomerang bagi yang melakukannya. Seperti di dalam cerpen Kematian Paman Gober “Tiada lagi berita yang bisa dibaca di koran. Banyak kabar, tapi bukan berita. Banyak kalimat, tapi bukan informasi. Banyak huruf, tapi bukan pengetahuan. Koran-koran telah menjadi kertas, bukan media”. Pada waktu itu beberapa media telah dibreidel, para sastrawan tidak lagi memilih kebebasan mengungkapkan tugasnya.
Tetapi Seno Gumira Ajidarma telah dengan nyata melahirkan kecakapan dan kemahirannya dalam membuat cerpen Kematian Paman Gober. Hampir semua orang mengenal took Paman Gober, apalagi untuk pencinta komik Donal Bebek. Pengetahuan dan pengalamannya mampu menyajikan cerpen itu berjalan melintasi waktu. Bahkan orang secara langsung bisa menafsirkan dengan bebas siapa si Paman Gober.
Sebagai sastrawan yang lahir di Boston 50 tahun yang lalu dan bergelar doctor dalam ilmu sastra dari UI, yang megisternya ilmu filsafat dari UI pula bahkan ia juga keluaran Fakultas Film & Televisi, IKJ. Tentulah dapat mengerti peran sastrawan serta fungsi sastra yang sesungguhnya. Jiwa kebebasan Seno begitu berbeda dengan manusia yang jiwanya seperti bebek, teratur, dan selalu tergantung pada pimpinannya.
Seno Gumira Ajidarma menjalankan “kebebasan” yang sebenarnya yaitu kebebasan yang melambangkan hakekat. Sebab tidak adanya kebebasan dalam sastra berarti suatu perkosaan yang akan melahirkan kebohongan dalam sastra itu sendiri.Seno telah berhasil menjalankan kebebasannya lewat cerpen Kematian Paman Gober.
Secara asasi, baik karya sastra maupun filsafat sebenarnya merupakan refleksi pengarang atas keberadaan manusia. Hanya jika karya sastra meupakan refleksi evaluatif, maka filsafat merupakan refleksi kritis. Seno membuat cerpen Kematian Paman Gober dengan filsafat komik yang tinggi, karena Seno bukan saja seorang sastrawan biasa tapi dia menguasai ilmu filsafat dan sastra. Seno telah melakukan refleksi itu lewat Kematian Paman Gober.
Seno sendiri tak pernah berpikir ceritanya akan seheboh ini, ketika menulisnya 24 tahun yang lalu karena Seno bukan peramal yang bakal tahu kejadiannya akan begini. Dari pada kita menghabiskan energi untuk melawan lebih baik kita gunakan untuk membangun sesuatu yang positif. Kita dapat menghemat tenaga bahkan biaya untuk sesuatu yang berguna dari pada sebuah perlawanan yang menelan banyak korban.






Dibuat Oleh : Margiati Kelas C Npm. A2008055
Untuk Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Teori Sastra

ANALISIS SASTRA

ANALISIS STRUKTURAL GENETIK NOVELET TAKBIR CINTA ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY
Oleh Margiati

1. Pendahuluan
Sastra sebagai suatu bentuk karya seni selalu berubah-ubah dari zaman ke zaman karena sastrawan secara kreatif selalu mengubah batasan-batasan yang sudah diterima dalam masyarakat (Budianta, 2003: 13). Karya sastra diciptakan pengarang untuk dinikmati, dipahami dan dimanfaatkan oleh pembacanya.

Karya sastra dapat berupa puisi, prosa dan drama. Kegiatan membaca karya Sum ardjo dan Saini ( 1994:16 ) manfaat dari membaca karya sastra antara lain: (1) memberikan kesadaran kepada pembacanya tentang kebenaran-kebenaran hidup ini, (2) memberi kegembiraan dan kepuasan batin, (3) memenuhi kebutuhan manusia terhadap naluri keindahan seninya, dan (4) menjadikan manusia berbudaya.

Dalam novelet Takbir Cinta Zahrana,pengarang ingin menyampaikan pesan moral, ketegaran dan ketulusan di jalan Allah yang dialami seorang gadis bernama Dewi Zahrana yang lebih mementingkan karier akademik daripada karier membangun rumah tangga dan membina generasi.

2. Ringkasan Novelet Takbir Cinta Zahrana
Namanya Dewi Zahrana, seorang seorang master teknik dari sebuah institut, teknologi paling bergengsi. Ia dosen tetap di universitas swasta di Semarang. Ia pernah mendapat penghargaan sebagai dosen paling berdedikasi di kampusnya, sangat disegani oleh sesama dosen dan dicintai oleh mahasiswanya. Ia juga disayang oleh keluarga dan para tetangganya.Tetapi sebenarnya ia sangat menderita karena belum menemukan jodohnya. Ia lebih mementingkan karier akademik dari pada karier membangun rumah tangga. Ketika Dia ingin mencari pendamping hidup yang baik, umurnya sudah tidak muda lagi. Ia menemui jalan terjal yang panjang untuk menguji kesabarannya. Ia menolak pinangan Pak Karman seorang dekan fakultas teknik, orang nomor satu di fakultas tempat ia mengajar. Duda berumur lima puluh lima tahun, sudah bertitel haji . Namun baginya kesalehan tidak dapat dilihat dari sudah haji atau belum. Dia tidak mau asal menikah, menikah adalah ibadah, tidak boleh asal-asalan. Ia menolak Pak Karman karena kredibilitas moralnya yang tidak dapat dimaafkan. Pak Karman kecewa akibatnya Bu Merlin ikut dicaci makinya gara-gara itu. Bu Merlin yang berusaha mempersatukan mereka,niatnya itu jadi berantakan karena keangkuhan Zahrana meskipun akhirnya ia bisa mengerti dan menerima alasan Zahrana.Ia menyarankan Zahrana untuk mengundurkan diri secara terhormat daripada dipecat.Zahrana menerima saran Bu Merlin setelah berkonsultasi dengan Lina sahabatnya. Teman-teman dosen mendukungnya. Teman-teman dan mahasiswanya sangat kehilangannya namun ia tetap membuka diri untuk senekat itu.

Zahrana mendapat pekerjaan mengajar di mengajar santri dengan mengajar mahasiswa. Ia merasa hari-hari dapat dilaluinya dengan lebih tenang dan tentram. Ilmu S2 yang dipelajarinya masih berguna karena ia juga sebagai sebuah sekolah kejuruan teknik atas Fatah. Ia merasa nuansa yang berbeda antara konsultan sebuah perusahaan properti. Ia juga masih sering didatangi mahasiswanya termasuk Hasan karena tugas akhirnya memang dibawah bimbingannya walaupun setelah itu diambil alih oleh Bu Merlin.

Ia diteror lewat SMS dengan kata-kata yang menjijikkan tapi tidak ditanggapinya. Pak Didik teman dosennya menawarkan ia untuk jadi isteri keduanya, tapi ia tidak mau dimadu.

Zahrana meminta Pak Kiyai,pengasuh utama Pesantren Al Falah untuk mencarikan jodohnya. Bagi Zahrana status, strata, kedudukan sosal, pedidikan dan lainnya tidak menjadi pertimbangan.Ia menginginkan suami yang baik agamanya, baik imannya dan bisa jadi teladan anak-anaknya nanti. Oleh Pak Kiyai ia dijodohkan dengan Rahmad, seorang duda tanpa anak, isterinya meninggal karena demam berdarah, pekerjaannya jualan kerupuk keliling. Ia mantap menerimanya setelah istikharah. Mereka merasa cocok, kedua keluarga merasa cocok.Semua temannya diundang kecuali Pak Karman. Ia begitu marah karena tidak diundang. Zahrana sangat bahagia menyambut pernikahannya, tapi nasib malang menimpanya, Rahmad yang menjadi calon suaminya meninggal tertabrak kereta.
Zahrana sulit menerima kenyataan, ia pingsan berkali-kali sehingga dibawa ke rumah sakit. Untunglah sahabatnya Lina dengan setia menemaninya dan melakukan segala usaha untuk menghiburnya. Di rumah sakit ia bertemu dokter Zulaikha yang merawatnya dan juga ternyata ibu dari Hasan mahasiswa bimbingannya. Dokter Zul juga menikah dalam keadaan sangat terlambat. Nasihat yang diberikan dokter itu membuat semangat hidupnya yang patah menjadi tumbuh kembali.

Setelah pulang dari rumah sakit ia baru tahu kalau Pak Munajat telah meninggal menyusul calon menantunya.Kematian Rahmad yang mengenaskan masih diselidiki polisi.Polisi mencurigai orang yang menelpon Rahmad sebelum kejadian.Rana menguatkan dirinya meski ia tahu Pak Karman menerornya bahkan firasatnya mengatakan kalau dialah yang berada dibalik kematian calon suaminya. Ia ingin lapor polisi tapi Lina menasehati untuk mengikhlaskan semua, karena semua merupakan ujian dari Allah. Sejak kejadian itu ia semakin mendekatkan diri kepada Allah dan memasrahkan dirinya secara total.

Ketika bulan Ramadhan tiba ,ia berdua dengan ibunya semakin menikmati ibadahnya.Ia membaca berita kematian Pak Karman yang dibunuh di ruang kerjanya karena berbuat cabul. Ia merasa yang jahat itu akhirnya mendapat balasannya sendiri.

Bu dokter Zulaikha dating untuk meminang Zahrana menjadi isteri Hasan, tapi ia merasa tidak percaya karena Hasan mahasiswanya dan usianya lebih tua dari Hasan. Tapi akhirnya ia menerima dengan syarat akad nikahnya dilaksanakan malam itu juga setelah sholat tarawih di masjid. Dengan disaksikan oleh seluruh jamaah masjid, Zahrana meraih kebahagiaannya setelah diuji kesabaran dan keikhlasannya. Ia semakin yakin Allah bersama orang-orang yang sabar dan ihsan.

3. Kajian Struktural Genetik
Novelet Takbir Cinta Zahrana karya Habiburahman El Shirazy merupakan cerita yang menyajikan kasus yang diangkat dari kisah nyata. Penulis secara utuh menceritakan tokoh utama yang menjadi sentral yaitu Zahrana.

Zahrana merupakan tokoh yang mewakili kondisi wanita masa kini yang lebih mementingkan karier akademik.Bagaimana tidak, ia mampu meraih gelar master teknik dari sebuah institut teknologi paling bergengsi di negeri ini. Dan kini ia dipercaya duduk dalam jajaran pengajar tetap di universitas swasta terkemuka di Semarang (halaman 13)

Zahrana sebgai tokoh yang memiliki segalanya kecuali jodohnya. Karena itu pula ia sangat menderita. Tapi dalam keseharian ia tampak biasa bahkan dapat menyembunyikan derita sedihnya dengan sikap tenangnya.

Probelema Zahrana merupakan problema umum yang sering dialami oleh kaum wanita saat ini. Masyarakat pada umumnya “mengatur” perempuan atau ank gadis yang sudah lanjut (tidak muda lagi) dicarikan jodohnya dan bila menolak dinilai tinggi hati atau terlalu pilih-pilih. Bahkan ibu Zahrana sempat marah melihat Zahrana menolak lamaran duda beranak tiga dan sudah tiga kali kawin cerai dalam waktu tiga tahun. “Kamu itu masih tinggi hati Rahna” perempuan tinggi hati tak akan mendapatkan jodohnya! (halaman 42).

Selain itu secara pribadi, ia masih belum dewasa untuk memikirkan pernikahan. Tapi setelah ia sadar ia menyesal bahkan menyalahkan dirinya sendiri, kenapa tidak menika sejak dulu atau setelah S1 mengapa ia tidak langsung menikah. Dulu banyak mutiara yang dating kepadanya ia tolak tanpa pertimbangan. Ketika ia sadar harus berendah hati. Ketika ia sadar prestasi sejati tidak semata-mata prestasi akademik. Ketika ia sadar dan ingin mencari pendamping hidup yang baik bagi dirinya dan bagi anak-anaknya kelak. Ketika ia menyadari, semua yang dia temukan kini adalah jalan terjal yang panjang yang menguji kesabarannya. (halaman 15).

Novelet ini memberikan pengalaman dan pelajaran berharga kepada pembaca bagaimana menghadapi hidup dengan tegar dan yakin terhadap keinginan yang dilandasi dengan prinsip-prinsip agama. Pesan-pesan dakwah yang tertuang dalam cerita ini tidak menjadi pembaca digurui karena disajikan begitu nyata, tidak dibuat-buat. Lebih dari itu novelet ini termasuk dalam cerita yang dapat membangun jiwa para pembacanya. Dari karakter tokoh yang ada dalam cerita, penulis meyakinkan pembaca bahwa perbuatan baik itu akan mendapat ganjaran begitu juga dengan perbuatan jahat walaupun ditutup-tutupi pasti akan ketahuan juga (becik ketitik olo ketolo).

Minggu, 03 Mei 2009


Karya Isep Misbah
Bacaan : Q.S. Al Ikhlas

Foto


Hari Pendidikan Nasional
2 Mei 2009

Tema : Pendidikan Sains, Teknologi, dan Seni Menjamin Pembangunan Berkelanjutan dan Meningkatkan Daya Saing Bangsa


by. Ibu Margiati